Selasa, 15 September 2009

Fosil Elang Pemakan Daging Manusia

Selasa, 15 September 2009
5555

INILAH.COM, Jakarta – Penelitian baru menyangkut burung raksasa pemakan manusia dalam legenda Maori kuno ternyata memang benar-benar ada. Hokioi Te digambarkan sebagai pemangsa besar hitam-putih dengan warna kuning-hijau di ujung sayap.

Ilmuwan berkesimpulan cerita yang diwariskan dari mulut ke mulut dan digambarkan dalam gambar batu merujuk kepada elang Haast, sebuah raptor yang punah hanya 500 tahun yang lalu.

Elang Haast (Harpagornis moorei) ditemukan di rawa-rawa oleh Sir Julius von Haast pada 1870-an. Pada awalnya hal ini dianggap sebagai “sampah” karena mirip dengan burung pemakan bangkai, dengan tutup lubang hidung yang dimaksudkan untuk menghentikan daging menghalangi saluran udara.

Tapi pemeriksaan ulang tengkorak dilakukan menggunakan teknologi modern, termasuk CAT scan oleh peneliti Museum Canterbury di Christchurch dan universitas New South Wales (UNSW) di Australia mendapatkan hasil mengejutkan. Burung itu memiliki tulang panggul cukup kuat untuk memberikan pukulan yang mematikan seperti menyelam dengan kecepatan hingga 80kph.

Burung tersebut memiliki panjang sayap hingga tiga meter dan bobot 18 kg. Burung itu berukuran dua kali lipat lebih besar dari elang yang hidup dengan cakar sebesar cakar harimau.

"Itu jelas mampu menukik ke bawah dan mengambil anak manusia," kata Paul Scofield, kurator hewan vertebrata di Museum Canterbury.

"Mereka memiliki kemampuan tidak hanya untuk menyerang dengan cakar mereka, tapi menempatkan mangsa di obyek yang cukup padat seperti panggul. Hal ini dirancang sebagai mesin pembunuh," katanya.

Selandia Baru tidak memiliki mamalia asli, karena itu tempat itu terisolasi dari benua lain lebih dari 65 juta tahun yang lalu. Akibatnya, burung mengisi tempat yang biasanya dihuni oleh mamalia besar seperti rusa dan ternak


Related Posts











0 comments:

Posting Komentar